banner muda mudi

banner lenos Pictures, Images and Photos

<<<<< Maret 2012 >>>>> Jathilan yooookkk . . . . @ Semanggi 18.03.2012 sayap barat semanggi

<< Info running teks TV One Yogya Bantul 3 desa waspada DB, jadi tunggu apa lagi, segera lakukan 5m <<

Minggu, 04 Maret 2012

Kesenian Jathilan @Semanggi 18 Maret 2012 (Coming soon...)

Kesenian jathilan dikenal sebagai salah satu tarian paling tua di Jawa. Sering disebut dengan nama jaran kepang atau jaran.

Sejatinya, Jathilan adalah sebuah drama tari yang menampilkan kegagahan seorang prajurit di medan perang dengan menunggang kuda sambil menghunus sebuah pedang. Ketika ditampilkan, sang penari menggunakan sebuah kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau kulit binatang yang disebut dengan Kuda Kepang. Penari menempatkan kuda kepang ini diantara kedua pahanya sehingga tampak seperti seorang kesatria yang menunggang kuda sambil menari dengan diiringi alat musik kendhang, bonang, saron, kempul, slompret dan ketipung.
Jathilan dikenal sebagai salah-satu bentuk tarian yang paling tua di Jawa. Kesenian ini juga sering disebut dengan nama jaran kepang atau jaran. Tari Jathilan juga merupakan pentas drama yang dibawakan enam orang secara berpasangan yang menggunakan seragam serupa. Sebagai tambahan tari ini, juga menampilkan penari yang menggunakan topeng. Dengan tokoh-tokoh yang beragam, ada gondoruwo (setan) atau barongan (singa). Mereka muncul kala para prajurit itu berangkat perang dengan tujuan untuk menganggu.

Tidak ada yang mengetahui dan mendefinisikan kapan mulanya tari ini ada. Namun yang pasti, Jathilan berkembang di beberapa wilayah seperti, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Masing-masing wilayah tersebut menampilkan versi masing-masing. Soal cerita, mereka biasanya identik menampilkan lakon yang sama, seperti Panji, Ario Penangsang maupun gambaran kehidupan prajurit pada masa kerajaan Majapahit.

Tari ini sifatnya fleksibel, bisa ditampilkan dimana saja, saat pesta pernikahan, sunatan atau pada saat pesta maupun festival kesenian rakyat.
Menurut seorang dosen Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Gandung Sudjatmiko, seni ini bersumber dari rakyat jelata.

Hal ini bisa dilihat dari penampilan kesederhanaan pakaian yang digunakan para penari. Mereka mengenakan celana sebatas lutut, kain batik bawahan, kemeja atau kaus lengan panjang, setagen, ikat pinggang bergesper, selempang bahu (srempeng), selendang pinggang (sampur) dan kain ikat kepala (udheng) dan hiasan telinga (sumping). Para penari berdandan mencolok dan mengenakan kacamata hitam. Tentu sangat berbeda dengan pakaian sebuah pembesar kerajaan yang menggunakan pakaian serba lengkap dan gemerlap. Tarian yang diperagakan pun cenderung berulang-ulang dan monoton dengan komposisi musik yang sederhana, namun dengan penuh semangat.

Bapak Wagiyo yang asli warga Semanggi akan menyelenggarakan kesenian Jathilan pada tanggal 18 Maret 2012 yang bertempat di sebelah barat desa Semanggi. Hajatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Ulang Tahun putrinya yaitu bernama mbak Giyanti.

Dengan ini, kami segenap warga Semanggi mengundang pembaca sekalian yang ingin menyaksikan kesenian ini untuk datang ke alamat : Sembungan RT 05, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, DIY pada tanggal 18 Maret 2012 pukul 09.00-17.00WIB. DATANGILAH!!!BANJIRILAH!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ada masukan atau mo tanya seputar postingan di atas silahkan tinggalkan pesan :